makalah lingkungan belajar dalam TEP

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini guru telah banyak menggunakan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi. Media tersebut pada dasarnya bertujuan untuk memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa, dalam bentuk tiruan dari keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran. Di sisi lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan yang sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang actual dan efektif serta efisien untuk dipelajari dan diamati dalam hubungannya dengan proses belajar dan mengajar. Cara ini lebih bermakna dari pada pengajaran di kelas, karena para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih factual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hal di atas, maka di dalam makalah ini akan membahas banyak hal tentang lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lingkungan belajar?
2. Bagaimana teknik menggunakan lingkungan?
3. Apa saja prosedur penggunaan lingkungan belajar?
4. Apa saja syarat penggunaan lingkungan dalam teknologi pembelajaran?
5. Apa saja faktor yang harus diperhatikan dalam memilih lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan belajar.
2. Untuk mengetahui teknik menggunakan lingkungan.
3. Untuk mengetahui prosedur penggunaan lingkungan belajar.
4. Untuk mengetahui syarat penggunaan lingkungan dalam teknologi pembelajaran.
5. Untuk mengetahui faktor yang harus diperhatikan dalam memilih lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam, di antaranya circle, area, surroundings, sphere, domain, range dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkunga itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan ini terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik ( benda mati) dan budaya manusia.
Jadi, lingkungan belajar adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya manusia.
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan. Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja dan La Sulo adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan.
B. Teknik Menggunakan Lingkungan
Dalam memanfaatkan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik-tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Survey
Survvey yaitu siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan mengamati proses social, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Lalu, hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran yang dapat digunakan untuk survey diutamakan bidang study ilmu social dan kemasyarakatan.
2. Kamping atau berkemah
Kegiatan berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.
3. Field trip atau karyawisata
Karyawista adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari.objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran, misalnya museum ubtuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
4. Praktik lapangan
Praktil lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan lain- lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5. Mengundang nara sumber
Teknik kelima ini berbeda dengan teknik-teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Dan criteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatan atau kedudukannya.
6. Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara ini dapat dilakukan, apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masayarakat setempat. Bagi siswa bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat itu sendiri.
C. Prosedur Penggunaan Lingkungan Belajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matamg dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sumber belajar, sebagai berikut:

1. Langkah persiapan
Langkah-langkah yang harus ditempuh pada persiapan di antaranya:
a. Menentukan tujuan belajar yang berhubungan dengan pembahasan bidang studi tertentu.
b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
Persiapan tersebut dibuat guru dan siswa pada waktu belajar bidang studi yang bersangkutan, atau dalam program akhir semester.
2. Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan siswa melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini diawalai dengan penjelasan petugas mengenai objek yang akan dipelajari. Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat bertanya untuk menghemat waktu, dan mencatat hal-hal yang penting. Setelah itu, siswa dibimbing oleh petugas untuk melihat dan mengamati objek yang akan dipelajari. Dalam proses ini, petugas menjelaskan proses kerja, mekanismenya, dan hal-hal yang lain. Lalu, siswa dapat berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan hasil catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Di akhir kunjungan, guru dan para siswa mengucapkan terima kasih kepada petugas atau pimpinan obyek tersebut. Bagi obyek kunjungan yang sifatnya tidak memerlukan petugas, para siswa dapat langsung bisa melihat dan mengamati objek, serta langsung bisa mewawancarai nara sumber.
3. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar pelaksanaan di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil-hasil dari pengamatan untuk dibahas bersama. Selain itu, guru juga dapat meminta para siswa untuk menyampaikan kesan-kesannya dari kegiatan belajar tersebut.
Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap dan ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar, kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya.dan proses pengajaran yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
Dalam upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan local pendekatan lingkungan mutlak diperlukan, sehingga lingkungan di sekitarnya benar-benar menjadi tujuan dan sumber belajar para siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.
D. Syarat Penggunaan Lingkungan dalam Teknologi Pembelajaran
Lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran yang baik juga mengaktifkan pembelajar dalam memberikan rangsangan belajar baru. Lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran yang baik juga memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Ada bebrapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya.
1. Biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu
2. Ketersediaan pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan semakin baiklah media itu.
Lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan. Pemilihan lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran ini sangat terkait dengan materi dan metode yang digunakan oleh guru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan media untuk pembelajaran adalah:
1. Manfaat dan kegunaan media tersebut
2. Topik-topik dan tujuan intruksionalnya
3. Alokasi waktu yang tersedia
4. Situasi dan lingkungan peserta
5. Kemampuan menggunakan media tersebut
6. Prinsip – prinsip penggunaan media tersebut
7. Metode yang akan digunakan dalam topik tersebut
8. Evaluasi yang akan dilakukan untuk topik tersebut.
Sedangkan menurut Yudhi Munadi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran adalah:
1. Karakteristik siswa;
2. Tujuan pembelajaran;
3. Bahan ajar;
4. Karakteristik medianya itu sendiri; dan
5. Sifat pemanfaatan media.
Adapun beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yakni:
1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar atau bahkan keduanya
3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar
4. Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa
5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan
2. Jika obyek yang diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi obyek tersebut.
3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi obyek tersebut, usahakan model atau tiruannya
4. Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan,usahakan gambar-gambar atau foto-foto dari obyek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut
5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa
6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan obyek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.
E. Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Lingkungan Belajar dalam Teknologi Pembelajaran
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
1. Objektivitas
Unsur subjektivitas guru di dalam memilih media pengajaran harus dihindari. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas kesenangan pribadi. Untuk menghindari hal ini, alangkah baiknya guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau melibatkan siswa di dalam memilih media pengajaran.
2. Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya. Terkecuali jika program itu hanya di maksudkan untuk mengisi waktu senggang saja, daripada anak didik bermain tidak karuan.
3. Sasaran program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang menerima informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangananak didik.
4. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yangdimaksud meliputi situasi dan kondisi sekolah serta situasi dan kondisi peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
5. Kualitas teknik
Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat.
6. Efektifitas dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap optimal oleh anak didik. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan.
2. Dalam memanfaatkan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik-tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu survey, kamping atau berkemah, field trip atau karyawisata, praktik lapangan, mengundang nara sumber dan proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat.
3. Memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matamg dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sumber belajar, yang terbagi menjadi langkah persiapan, langkah pelaksanaan dan tindak lanjut.
4. Ada bebrapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran, di antaranya biaya dan ketersediaan pendukung.
5. Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu objektivitas, program pengajaran, sasaran program, situasi dan kondisi dan kualitas teknik.

B. Saran
Akhirnya telah rampung pembahasan yang dapat penulis ulasan dalam makalah ini terkait dengan Lingkungan Belajar dalam Teknologi Pembelajaran (TEP). Penulis hanya bisa berharap semoga makalah ini dapat memberi kontribusi besar bagi pembacanya, terlebih dapat menumbuhkan kembali semangat untuk mempelajari ilmu hadits lebih dalam.

Tinggalkan komentar